Berbedaketika suami telah mengingatkan istrinya atau putrinya untuk meninggalkan yang terlarang, sudah diberi peringatan, bahkan ancaman dan hukuman, namun mereka tetap melanggar, dan suami tidak bisa mengambil tindakan apapun, maka suami tidak menanggung dosa mereka. Sebagaimana ini yang terjadi pada Nabi Nuh dan Nabi Luth.
TANYA Benarkah dosa istri dan anak ditanggung suami? JAWAB Kaidah secara umum yang disebutkan Allah dalam al-Quran ialah, وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى Seseorang tidak akan menanggung dosa orang lain. Pernyataan ini Allah sebutkan 4 kali dalam al-Quran, di surat al-An’am 164, al-Isra 15, Fathir 18, dan az-Zumar 7. Karena setiap jiwa menanggung amalnya sendiri-sendiri. Allah berfirman, كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ رَهِينَةٌ “Setiap jiwa tergadaikan dengan amalnya.” QS. al-Muddatsir 38. Termasuk maksiat yang dilakukan seseorang, dia sendiri yang akan menanggungnya. Bukan orang lain. BACA JUGA Pasangan Suami Istri yang Dikagumi oleh Allah Mendapat Cipratan Dosa Hanya saja, bisa saja orang mendapatkan cipratan dosa, karena maksiat yang dilakukan orang lain. Dan itu terjadi karena beberapa sebab. Diantaranya, Pertama, Menjadi pelopor maksiat Gara-gara keberadaan orang ini, masyarakat menjadi kenal maksiat. Atau semakin berani melakukan maksiat. Sehingga dia turut mendapatkan saham dosa dari semua orang yang terpengaruh dengannya dalam melakukan maksiat. Karena yang Allah catat dari kehidupan kita, tidak hanya aktivitas dan amalan yang kita lakukan, namun juga dampak dan pengaruh dari aktivitas dan amalan itu. Allah berfirman di surat Yasin, إِنَّا نَحْنُ نُحْيِي الْمَوْتَى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا وَآثَارَهُمْ وَكُلَّ شَيْءٍ أَحْصَيْنَاهُ فِي إِمَامٍ مُبِينٍ “Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam kitab Induk yang nyata Lauh Mahfuzh.” QS. Yasin 12 Dalam hadis dari Jarir bin Abdillah radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menyebutkan nilai dosa akibat menjadi pelopor maksiat, مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً، كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ، مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْء “Siapa yang mempelopori satu kebiasaan yang buruk dalam islam, maka dia mendapatkan dosa keburukan itu, dan dosa setiap orang yang melakukan keburukan itu karena ulahnya, tanpa dikurangi sedikitpun dosa mereka.” HR. Muslim 2398. BACA JUGA Menghitung Dosa Orang ini tidak mengajak lingkungan sekitarnya untuk melakukan maksiat yang sama. Orang ini juga tidak memotivasi orang lain untuk melakukan perbuatan dosa seperti yang dia lakukan. Namun orang ini melakukan maksiat itu di hadapan banyak orang, sehingga ada yang menirunya atau menyebarkannya. Karena itulah, anak adam yang pertama kali membunuh, dia dilimpahi tanggung jawab atas semua kasus pembunuhan karena kedzaliman di alam ini. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, لاَ تُقْتَلُ نَفْسٌ ظُلْمًا إِلَّا كَانَ عَلَى ابْنِ آدَمَ الأَوَّلِ كِفْلٌ مِنْ دَمِهَا “Tidak ada satu jiwa yang terbunuh secara dzalim, melainkan anak adam yang pertama kali membunuh akan mendapatkan dosa karena pertumpahan darah itu.” HR. Bukhari 3157, Muslim 4473 dan yang lainnya. BERSAMBUNG
Tanggungjawab seorang suami kepada istri-istrinya adalah dalam bentuk tanggung jawab kepemimpinan atas mereka. Seorang suami wajib untuk mendidik istrinya, menafkaninya, melindunginya dan kewajiban lain sebagai seorang suami. Namun bila ternyata istri tetap membangkang, padahal suami telah menunaikan kewajibannya dengn baik, seperti membangkangnya
KARENA sudah menikah, jika sang istri melakukan maksiat apa maksiatnya itu akan di tanggung oleh suami? Apa benar? Kaidah secara umum yang disebutkan Allah dalam al-Quran, “Seseorang tidak akan menanggung dosa orang lain” Pernyataan ini Allah sebutkan 4 kali dalam al-Quran, di surat al-An’am 164, al-Isra 15, Fathir 18, dan az-Zumar 7. Karena setiap jiwa menanggung amalnya sendiri-sendiri. Allah berfirman, “Setiap jiwa tergadaikan dengan amalnya,” QS. al-Muddatsir 38. Termasuk maksiat yang dilakukan seseorang, dia sendiri yang akan menanggungnya. Bukan orang lain. Mendapat Cipratan Dosa Hanya saja, bisa saja orang mendapatkan cipratan dosa, karena maksiat yang dilakukan orang lain. Dan itu terjadi karena beberapa sebab. Diantaranya, Pertama, Menjadi pelopor maksiat Gara-gara keberadaan orang ini, masyarakat menjadi kenal maksiat. Atau semakin berani melakukan maksiat. Sehingga dia turut mendapatkan saham dosa dari semua orang yang terpengaruh dengannya dalam melakukan maksiat. Karena yang Allah catat dari kehidupan kita, tidak hanya aktivitas dan amalan yang kita lakukan, namun juga dampak dan pengaruh dari aktivitas dan amalan itu. Allah berfirman di surat Yasin, “Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam kitab Induk yang nyata Lauh Mahfuzh,” QS. Yasin 12. Dalam hadis dari Jarir bin Abdillah radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menyebutkan nilai dosa akibat menjadi pelopor maksiat, “Siapa yang mempelopori satu kebiasaan yang buruk dalam islam, maka dia mendapatkan dosa keburukan itu, dan dosa setiap orang yang melakukan keburukan itu karena ulahnya, tanpa dikurangi sedikitpun dosa mereka,” HR. Muslim 2398. Kedua, mengajak orang lain melakukan maksiat Dia mengajak masyarakat untuk bermaksiat, meskipun bisa jadi dia sendiri tidak melakukannya. Merekalah para juru dakwah kesesatan, atau mereka yang mempropagandakan kemaksiatan. Allah berfirman, menceritakan keadaan orang kafir kelak di akhirat, bahwa mereka akan menanggung dosa kekufurannya, ditambah dosa setiap orang yang mereka sesatkan, “Mereka akan memikul dosa-dosanya dengan penuh pada hari kiamat, dan berikut dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikitpun bahwa mereka disesatkan,” QS. an-Nahl 25. Imam Mujahid mengatakan, Mereka menanggung dosa mereka sendiri dan dosa orang lain yang mengikutinya. Dan mereka sama sekali tidak diberi keringanan adzab karena dosa orang yang mengikutinya. Tafsir Ibn Katsir, 4/566. Ketiga, Membiarkan kemunkaran terjadi di tengah keluarganya, padahal dia mampu mengingatkannya Nabi shallallahu alaihi wa sallam mewajibkan kita untuk mengingkari kemungkaran yang ada di hadapan kita. Baik dengan tangan, lisan, atau minimal hatinya membenci. Dalam hadis dari Abu Said al-Khudri radhiyallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Siapa yang melihat kemungkaran hendaklah meluruskannya dengan tangannya, maka jika tidak sanggup hendaklah meluruskan dengan lisannya, jika tidak sanggup hendaklah dia meluruskan dengan hatinya dan ini adalah iman yang paling lemah.” HR. Muslim 49. Ini menunjukkan wajibnya menjauhi pelaku maksiat ketika mereka menampakkan kemungkaran. Karena orang yang tidak menjauhi kemungkaran mereka, berarti ridha dengan perbuatan mereka. Dan ridha dengan perbuatan kekufuran adalah kekufuran. Allah menegaskan, “Berarti kalian seperti mereka.” Sehingga semua yang duduk bersama di majlis maksiat, dan tidak menghingkarinya, maka dosa mereka sama. Tafsir al-Qurthubi, 5/418. Hubungan Suami, Istri & Anak Ketika suami sebagai kepala rumah tangga, membiarkan istrinya atau putrinya bermaksiat, menampakkan aurat, maka kepala keluarga turut mendapatkan dosanya. Karena berarti dia menyetujui kemaksiatan yang dilakukan keluarganya. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bahkan memberikan ancaman keras bagi suami semacam ini, dan beliau sebut dengan gelar dayuts lelaki tanpa cmburu. Dari Ibnu Umar radhiyallahu anhuma, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Ada tiga orang yang tidak akan Allah lihat pada hari kiamat orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, wanita yang meniru gaya lelaki, dan dayuts. HR. Ahmad 6180, Nasai 2562, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth. Mengenai pengertian dayuts, dalam kamus al-Misbah dinyatakan, Dayuts adalah lelaki yang tidak memiliki rasa cemburu terhadap istrinya. al-Mishbah al-Munir, madah da – ya – tsa. Berbeda ketika suami telah mengingatkan istrinya atau putrinya untuk meninggalkan yang terlarang, sudah diberi peringatan, bahkan ancaman dan hukuman, namun mereka tetap melanggar, dan suami tidak bisa mengambil tindakan apapun, maka suami tidak menanggung dosa mereka. Sebagaimana ini yang terjadi pada Nabi Nuh dan Nabi Luth. Istri kedua orang soleh ini mengkhianati suaminya. Mereka dihukum oleh Allah. [] Sumber konsultasi syariah

Bahwadosa-dosa istri itu akan ditanggung suami. Aku baru saja menerima posting seorang teman yang sedang gundah. Tentang "Renungan Pagi" di sebuah grup wa. Bahwa dosa-dosa istri itu akan ditanggung suami. Login; Register; Rabu, 19 Januari 2022. Dukung kami dengan donasi melalui Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58

 Lifestyle Inspirasi & Unik Kamis, 9 Juni 2022 - 0418 WIB VIVA – Kehidupan pernikahan sudah seharusnya dijalani dengan sebaik-baiknya sebab termasuk sebagai ibadah kepada Allah SWT. Dalam berumah tangga alangkah baiknya bila dilandasi syariat Islam. Salah satunya adalah istri yang berbakti pada suami, karena suami adalah pintu surga bagi istri. Sebagai mana dalam hadits, Rasulullah berfirman“Kalau saya boleh memerintahkan seseorang untuk bersujud kepada orang lain, niscaya aku perintahkan seorang istri bersujud kepada suaminya”. HR. Abu Daud dan Tirmidzi dan Ibnu Majah Albani mengatakan hadits ini hasan Shahih. Mengutip Salamdakwah Berbakti pada suami juga bertujuan agar istri terhindar dari dosa dan murka Allah SWT. Sebab, ada beberapa tindakan-tindakan yang sering dianggap remeh padahal termasuk sebagai dosa besar bagi sang dari dari beberapa sumber, berikut VIVA telah merangkum 9 dosa besar istri terhadap suami yang wajib kamu ketahui agar terhindar dari murka Allah. Salah satunya sering Menentang perintah suamiDalam rumah tangga, sudah seharusnya istri menjalankan kewajibannya terhadap suami, selain itu istri juga harus menuruti perkataan suami baik larangan atau permintaan tolong selagi semuanya masih dalam hal kebaikan. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW berikut“Seorang istri belum menunaikan hak Rabbnya, sebelum dia menunaikan hak suaminya. Seandainya suami meminta pelayanan dirinya dalam kondisi dia di dapur, maka dia tidak diperkenankan untuk menolaknya.” HR. Ibnu Majah, 1853 dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib, 1938. Mengutip Salamdakwah Halaman Selanjutnya 2. Menolak hubungan suami istri
Bedahalnya ketika suami tidak shalat maka sang istri tidak ikut bertanggung jawab kelak di pengadilan sang Khalik. Dalam hal ini bukanlah karena dosa istri ditanggung oleh suami namun suami bertanggung jawab akan akhlak istrinya. Wajib mendidiknya menjadi wanita yang taat pada aturan Allah. Suami wajib mengingatkan istri ketika istri melakukan Muslimahdaily - Seorang wanita diciptakan untuk melengkapi lelaki, dan salah satu cara masuk surga adalah dengan Taat kepada Seorang Suami. Untuk kalian yang ingin menikah maupun sudah menikah mari sejenak membaca artikel ini agar kita terhidar dari dosa yang tanpa sadar dilakukan. 1. Membicarakan AIB Suami kepada orang lain Sungguh ironis saat ini banyak manusia yang tidak malu untuk membicarakan Aib dirinya sendiri bahkan bangga memperlihatkannya. Demikian juga saat ini banyak yang terlalu sibuk mengurusi Aib orang lain hingga terlupa dengan dosa yang telah di perbuatnya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman yang artinya “Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar berita perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat.” QS An Nur 19. Di dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, Rasulullah Shallahu alaihi wasalam bersabda yang artinya “Barangsiapa menutupi aib seorang muslim maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat.” HR Muslim Di dalam hadits yang lain, Rasulullah Shallahu alaihi wasalam bersabda yang artinya “Tidaklah seorang hamba menutupi aib seorang hamba yang lain di dunia melainkan Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat.” HR Muslim. Dengan demikian dapat kita pahami bahwa membicarakan Aib orang lain itu dilarang terlebih lagi membuka Aib Suami sendiri. …” isteri-isterimu, mereka itu adalah pakaian bagi kamu, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka” QS. Al-Baqarah 187 “Dari Abu Sa’id al-Kudriy, Ia berkata, Rasulullah Shallahu alaihi wasalam bersabda “Sesungguhnya manusia yang paling jelek kedudukannya di Hari kiamat adalah seorang laki-laki suami yang bercampur bersetubuh dengan isterinya, kemudian membeberkan rahasia isteri-nya tersebut.” HR. Muslim Seorang Suami maupun Istri di ibaratkan seperti pakaian jadi ketika membicarakan aib satu sama lain kepada orang lain sebenarnya ia telah membuka aib nya sendiri. 2. Tidak Mentaati Suami / Nusyus Sabda Rasulullah Shallahu alaihi wasalam "Wanita Siapa saja yang tidak berbakti kepada suaminya maka ia mendapat laknat dan Allah dan malaikat serta semua manusia." “Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” QS. An Nisa’ 34 Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dia berkata, ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, “Siapakah wanita yang paling baik?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci” HR. An-Nasai Nabi shallallaahu alaihi wa sallam bersabda “Demi Allah, yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, seorang wanita tidak akan bisa menunaikan hak Allah sebelum ia menunaikan hak suaminya. Andaikan suami meminta dirinya padahal ia sedang berada di atas punggung unta, maka ia isteri tetap tidak boleh menolak. HR. Ibnu Majah . Mentaati suami wajib hukumnya jika itu termasuk kedalam alasan syar’i. namun jika suami memerintahkan untuk berbuat maksiat maka seorang istri di haruskan untuk menolaknya. “Tidak ada ketaatan dalam hal berbuat maksiat akan tetapi ketaatan adalah pada hal-hal yang baik.” HR. Al-Bukhari, Muslim dan Abu Daud . 3. Tidak bersyukur terhadap nafkah yang diberikan suami Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam bersabda “Allah tidak akan melihat kepada seorang wanita yang tidak bersyukur kepada suaminya, dan dia selalu menuntut tidak pernah merasa cukup.” HR. an-Nasa-i “Sesungguhnya orang yang selalu melakukan kefasikan adalah penghuni Neraka.” Dikatakan, “Wahai Rasulullah, siapakah yang selalu berbuat fasik itu?” Beliau menjawab, “Para wanita.” Seorang Shahabat bertanya, “Bukankah mereka itu ibu-ibu kita, saudari-saudari kita, dan isteri-isteri kita?” Beliau menjawab, “Benar. Akan tetapi apabila mereka diberi sesuatu, mereka tidak bersyukur. Apabila mereka ditimpa ujian musibah, mereka tidak bersabar.” HR. Ahmad . 4. Tidak memenuhi ajakan biologis suami Sabda Rasulullah Shallahu alaihi wasalam, "Apabila suami memanggil isterinya ke tempat tidur, ia tidak datang niscaya malaikat melaknat isteri itu sampai Subuh." HR. Bukhari dan Muslim. 5. Cemburu Berlebihan Pada dasarnya wanita memiliki sifat cemburu namun jangan jadikan perasaan cemburu tersebut menjadi berperasangka buruk terhadap suami terlebih lagi tidak memiliki bukti yang kuat. “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kalian mencari-cari kesalahan orang lain” al-Hujurat 12. Agar keluarga bahagia, cemburulah sewajarnya tidak berlebih-lebihan dan selalu berpikir positif. Ali bin Abi Thalib pernah mengatakan, Kecemburuan seorang wanita adalah kekufuran, sedangkan kecemburuan seorang laki-laki adalah keimanan. Jadikan Perasaan cemburumu sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. “Jika kamu benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. QS. Ali Imron 31 6. Berhias bukan untuk Suami. firman Allah "Janganlah mereka perempuan-perempuan menampakkan perhiasannya melainkan untuk suaminya." Nur 31 . Hadis Rasullullaah Shallahu alaihi wasalam. “ Dari Anas ra, Rasullullah Shallahu alaihi wasalam. Bersabda Sebaik-baik istri kamu ialah yang menjaga diri lagi pandai membangkitkan syahwat, yaitu keras menjaga kehormatanya, pandai membangkitkan syahwat suaminya. “ HR. Dailami . 7. Tidak menutup Aurat dan menjaga diri. Dari Aisyah, Rasullullah Shallahu alaihi wasalam. Bersabda “ seorang istri yang membuka kain kepalanya diluar rumah suaminya, maka berarti ia telah mengoyak tabir yang mendinding dirinya dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala.” . “Maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, karena Allah telah menjaga mereka.” QS. An Nisa 34. Dari Ibnu Umar ra. berkata, Rasullullaah Shallahu alaihi wasalam. Bersabda “ Setiap orang di antaramu adalah penanggung jawab dan setiap orang diminta pertanggung jawaban atas kepemimpinannya, seorang imam adalah penanggung jawab atas umatnya, ia diminta tanggung jawab atas kepemimpinannya, seorang suami penanggung jawab atas keluarganya, ia diminta tanggung jawab atas kepemimpinanya, seorang istri penanggung jawab atas rumah tangga suaminya Bila suami pergi, ia diminta tanggung jawab atas kepemimpinanya.“ HR. Ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi . Dari Abdullah bin Salam ra, Rasullullah Shallahu alaihi wasalam. Bersabda “Seabaik-baik istri yaitu yang menyenangkanmu ketika kamu lihat, taat kepadamu ketika kamu suruh, menjaga dirinya dan hartamu ketika kamu pergi .“ HR. Thabarani 8. Keluar Rumah Tanpa Izin Suami Sabda Rasulullah Shallahu alaihi wasalam "Siapa saja perempuan yang keluar rumahnya tanpa ijin suaminya dia akan dilaknat oleh Allah sampai dia kembali kepada suaminya atau suaminya redha terhadapnya." HR. Al Khatib . Seorang istri harus izin kepada suaminya untuk keluar rumah termasuk untuk ke rumah orang tuanya. Dikisahkan, pada saat Ibunda Aisyah tertimpa ujian tuduhan dusta, ia ingin pulang ke rumah ayah bundanya. Ia tidak langsung pulang begitu saja, tetapi meminta izin dulu kepada suami. Ia bertanya, “Apakah Anda wahai Rasulullah mengizinkan saya untuk mendatangi kedua orang tua saya?” HR. al-Bukhari .\ Dikisahkan, “Seorang lelaki yang keluar bermusafir telah berpesan kepada istrinya agar tidak turun keluar rumah dari tingkat atas ke tingkat bawah. Bapak istrinya itu, yang tinggal di tingkat bawah, lalu jatuh sakit. Kemudian istrinya mengutus seorang perempuan kepada Rasulullah Shallahu alaihi wasalam agar memberi izin kepadanya turun untuk menziarahi bapaknya yang sedang sakit. Nabi Shallahu alaihi wasalam mengatakan, Taatilah suamimu.’ Sampai suatu ketika sang ayah pun wafat. Si istri lalu mengutus lagi seseorang kepada Rasulullah. Nabi Shallahu alaihi wasalam mengatakan, Taatilah suamimu.’ Jenazah bapaknya pun dikebumikan. Lalu Rasulullah Shallahu alaihi wasalam mengutus seseorang kepada si istri untuk memberitakan bahwa Allah telah menghapuskan dosa-dosa bapaknya lantaran ketaatannya kepada suami.” 9. Tidak menghormati keluarga Suami Seorang Istri harus menghormati keluarga suaminya terutama orang tuanya,Dalam sebuah hadits shahih, diriwayatkan bahwa Aisyah Ra bertanya kepada Rasulullah Shallahu alaihi wasalam, ”Siapakah yang berhak terhadap seorang wanita?” Rasulullah menjawab, “Suaminya” apabila sudah menikah. Aisyah Ra bertanya lagi, ”Siapakah yang berhak terhadap seorang laki-laki?” Rasulullah menjawab, “Ibunya” HR. Muslim Seorang sahabat, Jabir Ra menceritakan Suatu hari datang seorang laki-laki kepada Rasulullah Shallahu alaihi wasalam, ia berkata, “Ya Rasulallah, saya memiliki harta dan anak, dan bagaimana jika bapak saya menginginkan meminta harta saya itu?Rasulullah menjawab, “Kamu dan harta kamu adalah milik ayahmu”. HR. Ibnu Majah dan At- Thabrani . 10. Melupakan Kebaikan Suami Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam bersabda “Diperlihatkan Neraka kepadaku dan aku melihat kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita, mereka kufur.” Para Shahabat bertanya “Apakah disebabkan kufurnya mereka kepada Allah?” Rasul menjawab “Tidak, mereka kufur kepada suaminya dan mereka kufur kepada kebaikan. Seandainya seorang suami dari kalian berbuat kebaikan kepada isterinya selama setahun, kemudian isterinya melihat sesuatu yang jelek pada diri suaminya, maka dia mengatakan, Aku tidak pernah melihat kebaikan pada dirimu sekalipun.’” HR. Bukhari dan Muslim Dari Abdullah bin Amr ra, ujarnya Rasullullah Shallahu alaihi wasalam. Bersabda “Allah tidak mau melihat istri yang tidak berterima kasih atas kebaikan suaminya.“ HR. Nasa’I . 11. Puasa Sunah tanpa Izin Suami Dari Abu Hurairah ra, Nabi Shallahu alaihi wasalam. Bersabda “ siapa saja istri berpuasa Sunah tanpa ijin suaminya, lalu suaminya mengajak bercampur, tetapi ia menolaknya Karena sedang berpuasa, maka Allah tetapkan ia berbuat tiga dosa besar.” HR. Thayalisi . Dari Abu Hurairah ra, Rasullullah Shallahu alaihi wasalam bersabda “ tidak dihalalkan bagi seorang istri berpuasa sunat ketika suaminya dirumah, melainkan dengan ijin suaminya dan tidak boleh bagi istri mengijinkan orang lain masuk kerumahnya melainkan dengan ijin suaminya.“ HR. Bukhari dan Muslim . 12. Memasuki Tamu kedalam rumah tanpa izin suami Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda, “Hak kalian para suami atas mereka para istri adalah mereka tidak memasukkan seorangpun yang tidak kalian sukai ke rumah kalian. Jika mereka melakukannya, pukullah mereka dengan pukulan yang tidak menimbulkan bekas.” HR. Muslim 13. Menyakiti hati suami dengan Lisannya Mu’adz bin Jabal radhiyallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Jika seorang istri menyakiti suaminya di dunia, maka calon istrinya di akhirat dari kalangan bidadari akan berkata “Janganlah engkau menyakitinya. Semoga Allah mencelakakanmu sebab ia hanya sementara berkumpul denganmu. Sebentar lagi ia akan berpisah dan akan kembali kepada kami.” HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah . Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda “Maukah aku beritahukan kepada kalian, istri-istri kalian yang menjadi penghuni surga yaitu istri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada suaminya. Di mana jika suaminya marah, dia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya berkata “Aku tak dapat tidur sebelum engkau ridha.” HR. An-Nasai Atasdasar itulah istri harus taat kepada suaminya, bahkan Rasulullah SAW bersabda: "Seandainya aku boleh memerintahkan manusia untuk sujud kepada manusia, niscaya aku perintahkan kepada istri Dosa besar istri terhadap suami – Dalam ajaran agama Islam, suami memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan istri. Oleh sebab itu, seorang istri yang shalihah harus berbakti pada suaminya dan memenuhi kewajibannya dengan ikhlas dan melakukan hal tersebut semata-mata karena Allah SWT. Akan tetapi, rupanya tidak banyak memiliki bekal keilmuan ini ketika membangun bahtera rumah tangga. Maka akibatnya, keadaan rumah tangga pun bisa terlibat banyak masalah karena kesalahpahaman dan lain sebagainya. Ada pula masalah rumah tangga yang disebabkan karena seorang istri melakukan perbuatan tercela pada suaminya dan begitu pula sebaliknya. Ada seorang suami yang melakukan perbuatan tercela pada sang istri. Perbuatan semacam ini termasuk dosa yang dibenci oleh Allah maupun Rasul. Allah bahkan memberi ganjaran berat bagi seorang istri dan suami yang melakukan perbuatan tercela tersebut. Agar khazanah keilmuan Grameds lebih kaya, terutama ketika Grameds ingin menjadi istri yang baik, maka Grameds harus tahu jenis dosa besar istri terhadap suami yang dibenci oleh Allah berikut ini. Adab Seorang Istri Kepada Suami1. Selalu merasa malu2. Tidak banyak mendebat3. Senantiasa taat pada perintah suami4. Diam ketika suami sedang berbicara5. Menjaga kehormatan sang suami ketika sedang pergi jauh6. Tidak berkhianat ketika menjaga harta sang suami7. Menjaga badan agar senantiasa harum8. Mulut berbau segar serta berpakaian bersih9. Menampakan qana’ah10. Menampilkan sikap belas kasihDosa Besar Istri Terhadap Suami1. Berzina dengan laki-laki lain2. Melakukan perselingkuhan3. Menolak ajakan suami untuk berhubungan4. Berdusta di hadapan sang suami5. Keluar rumah tanpa izin dari suami6. Tidak menemani suami tidurKategori Ilmu Berkaitan Agama IslamMateri Agama Islam Adab Seorang Istri Kepada Suami Sumber Pexels Sebelum mengetahui apa saja dosa besar istri terhadap suami, Grameds perlu mengetahui adab seorang istri pada suami menurut ajaran agama Islam. Ketika memasuki bahtera rumah tangga, pasangan suami dan istri secara otomatis memiliki kewajiban serta hak masing-masing sesuai dengan perannya dalam rumah tangga. Ketika melaksanakan kewajiban masing-masing dan menuntut hak, seorang istri maupun suami harus tahu bagaimana cara beradab, bersikap dalam rumah tangga ketika menghadapi suami atau istrinya. Salah satu yang sempat dibahas oleh Imam Al Ghazali ialah mengenai adab seorang istri pada suami. Dalam kitabnya berjudul Al-Adab fid Din dalam Majmu’ah Rasail al Imam al Ghazali, ia mengatakan bahwa ada beberapa hal terkait adab istri pada suami. Berikut beberapa poin penting dan penjelasannya mengenai adab istri pada suami dalam agama Islam berdasarkan perkataan dari Imam Al Ghazali. 1. Selalu merasa malu Meskipun pasangan suami istri bukan lagi pengantin baru, tetapi seorang istri hendaknya tetap mempertahankan rasa malunya kepada suami. Tentu saja rasa malu yang dimaksud adalah dalam artian positif. Contohnya seperti malu ketika badannya bau, sehingga membuat suami atau orang sekitar tidak nyaman atau malu karena memiliki sifat buruk. 2. Tidak banyak mendebat Ketika hubungan rumah tangga sedang mengalami masalah, ada baiknya untuk mengutamakan diskusi agar suami dan istri mendapatkan solusi terbaik. Hindari untuk mendebat dikarenakan hanya akan memperburuk konflik saja. Perbedaan keduanya adalah debat disampaikan dengan cara yang lebih keras dan diungkapkan untuk mempertahankan argumen serta ego masing-masing pihak, sementara diskusi ada proses memberi dan menerima dalam berbagi informasi demi menyelesaikan masalah. 3. Senantiasa taat pada perintah suami Adab seorang istri pada suami selanjutnya adalah taat pada suami, selama perintah suami tidak bertentangan dengan syariat agama Islam. Saat hal tersebut terjadi, seorang istri bisa mengajukan keberatan dengan cara yang sopan atau menolak perintah suami dengan cara halus, seorang istri juga bisa mengajukan alternatif pilihan lain dari perintah sang suami. 4. Diam ketika suami sedang berbicara Istri yang diam ketika suami berbicara merupakan seorang istri yang bersikap sopan pada suaminya. Jika ingin memotong pembicaraannya, maka sebaiknya sang istri meminta izin lebih dulu atau menunggu hingga suami selesai berbicara. Dengan cara ini, maka dapat mencegah timbulnya konflik-konflik kecil yang disebabkan oleh masalah sepele. 5. Menjaga kehormatan sang suami ketika sedang pergi jauh Seorang istri harus memiliki sikap yang baik ada atau tidak adanya sang suami di rumah. Ini dimaksudkan agar sang suami memiliki martabat yang baik dan istri dapat menjaga kepercayaan suami. Selain itu, ada ini dapat menghindari fitnah yang bisa saja terjadi ketika tidak adanya pengawasan dari sang suami. 6. Tidak berkhianat ketika menjaga harta sang suami Salah satu kewajiban seorang istri ialah memegang kepercayaan suami atas seluruh hartanya. Salah satunya adalah dengan tidak membelanjakan harta suami atas barang-barang yang tidak diperlukan. Selain itu, ketika mengelola kekayaan suami, seorang istri harus bisa mendapatkan berkah untuk keluarganya. 7. Menjaga badan agar senantiasa harum Adab ketujuh ini berkaitan dengan kenyamanan yang akan dirasakan oleh suami dan keluarga atau orang-orang terdekat. Ketika seorang istri memiliki badan yang harum, maka suami pun betah berlama-lama dekat dengan istri. Harum yang dimaksudkan tidak melulu soal parfum, tetapi juga terkait mandi teratur untuk menjaga kebersihan serta kesegaran badan. 8. Mulut berbau segar serta berpakaian bersih Selain menjaga badan agar tetap harum, seorang istri juga harus menjaga kebersihan mulut serta pakaiannya. Kesegaran yang tampak dari harumnya mulut serta pakaian yang bersih tentu saja akan menjadi perhatian bagi seorang suami. Mulut bersih dan wangi serta pakaian yang bersih akan membuat tampilan semakin menarik dan tentu saja hal tersebut akan disukai oleh sang suami. 9. Menampakan qana’ah Seorang istri hendaknya tidak menuntut lebih dari apa yang mampu diberikan seorang suami padanya. Sikap ini dalam agama Islam disebut sebagai qana’ah. Adab istri pada suami harus diwujudkan dengan rasa syukur. Meskipun begitu, seorang istri juga harus mendorong suaminya untuk terus berikhtiar agar tetap mencari rezeki yang halal. 10. Menampilkan sikap belas kasih Seorang istri harus bersikap berbelas kasih pada suaminya atas semua upaya dan jerih payah yang dilakukan oleh sang suami. Oleh sebab itu, seorang istri tidak boleh sengaja menyakiti perasaan sang suami dengan menghina atau bahkan merendahkan perasaannya, apapun kondisinya. Sikap berbelas kasih ini merupakan adab seorang istri pada suami yang harus dimiliki setiap saat. Dalam ajaran agama Islam, suami merupakan surga atau neraka bagi seorang istri. Keridhoan suami menjadi ridho Allah. Istri yang tidak mendapatkan ridho suami karena tidak taat atau melakukan beberapa perbuatan dosa dikatakan sebagai perempuan yang durhaka serta kufur nikmat. Suatu hari, Rasul pernah bersabda, bahwa beliau melihat perempuan adalah penghuni neraka paling banyak. Kemudian, seorang perempuan pun bertanya kepada Rasul, “mengapa demikian?” lalu Rasul menjawab, “Bahwa di antaranya karena perempuan banyak yang durhakan pada suaminya.” HR. Bukhari dan Muslim. Dari hadits tersebut, tentu dapat disimpulkan bahwa seorang perempuan bisa masuk neraka atau masuk surga bergantung dari bagaimana ia bersikap kepada suaminya. Sebab ridho suami adalah ridho Allah. Oleh karena itu, Grameds perlu mengetahui perbuatan apa saja yang termasuk dalam dosa besar istri terhadap suami, agar Grameds menghindari perbuatan-perbuatan dosa tersebut dan mendapatkan ridho Allah. Simak penjelasannya berikut ini. 1. Berzina dengan laki-laki lain Berzina adalah perbuatan dosa besar yang paling dibenci oleh Allah. Hukum dari berzina adalah haram. Allah telah melarang seluruh hamba-Nya untuk melakukan zina seperti yang disebutkan dalam firman Allah pada surat Al-Isra ayat 32. “Dan, janganlah dirimu mendekati perbuatan zina. Sesungguhnya, perbuatan zina tersebut merupakan suatu perbuatan keji serta jalan yang buruk.” QS. Al-Isra 32. Menurut syariat agama Islam, perbuatan zina yang dilakukan oleh seseorang yang telah menikah disebut sebagai zina muhshan. Menurut Masykur Arif Rahman dalam bukunya yang berjudul Dosa-dosa yang Paling Dibenci Allah Sejak Malam Pertama, dijelaskan bahwa pelaku zina muhshan dijatuhi hukuman yang lebih berat yaitu berupa dirajam atau dilempari dengan batu. Hal tersebut juga disebutkan dalam sebuah hadits yang disampaikan oleh Umar bin Khattab dalam pidatonya, seperti berikut ini “Sesungguhnya, Allah telah menurunkan kitab pada Nabi-Nya dan di antara yang diturunkan pada beliau adalah ayat mengenai rajam. Nabi Muhammad SAW telah melaksanakan hukuman rajam bagi kami, dan kami pun telah melaksanakan hukum rajam tersebut setelah beliau. Aku merasa khawatir, jika zaman telah berlalu lama, akan ada orang-orang yang berkata, Kami tidak mendapatkan hukum rajam dalam kitab Allah!’ sehingga mereka termasuk orang sesat karena meninggalkan kewajiban yang telah Allah Azza wa Jalla turunkan. Sungguh hukuman rajam merupakan benar dan ada pada kitab Allah untuk orang-orang yang melakukan zina jika telah pernah menikah muhshan jika telah terbukti dengan saksi, kehamilan atau pengakuan dari diri sendiri.” HR. Bukhari dan Muslim. 2. Melakukan perselingkuhan Dosa besar seorang istri pada suami adalah perselingkuhan. Selingkuh yang dilakukan oleh seorang istri tentunya akan berdampak buruk pada sang suami. Perbuatan berselingkuh dari seorang istri adalah sebuah pengkhianatan pada suami yang telah sama-sama saling berjanji untuk setia di hadapan Allah SWT. Tidak hanya menyakiti hati suaminya saja, perbuatan selingkuh juga dapat membuat istri menjadi lalai akan tanggung jawabnya dalam rumah tangga. Contohnya seperti tidak melayani sang suami dengan sepenuh hati, mengabaikan pendidikan anak, malas mengurusi rumah tangga serta mencoreng kehormatan keluarga dan suami. Lebih jauh lagi, perselingkuhan dari seorang istri dapat meretakan hubungan rumah tangga bahkan memutus ikatan pernikahan yang suci serta kuat. Oleh sebab itulah, Allah memberikan ganjaran setimpal bagi istri yang berselingkuh. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Quran surat At-Tahrim ayat 10, berikut bunyi suratnya “Allah SWT membuat istri Nuh dan istri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada pada bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba Kami. Kemudian kedua istri tersebut berkhianat pada kedua suaminya. Maka, kedua suaminya pun tidak dapat membantu mereka sedikit pun dari siksaan Allah dan dikatakan bahwa kepada keduanya, Masuklah ke api neraka bersama dengan orang-orang yang masuk neraka.’” QS. At-Tahrim 10. 3. Menolak ajakan suami untuk berhubungan Seorang istri yang menolak ajakan dari suami untuk berhubungan intim, meskipun sang istri tidak sedang berhalangan atau kekurangan apapun adalah perbuatan dosa yang dibenci oleh Allah. Dari Abu Hurairah menyatakan, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Apabila ada seorang suami yang mengajak istrinya ke tempat tidur kemudian istrinya menolak sehingga suaminya marah atas dirinya, maka malaikat melaknat perempuan tersebut hingga datangnya pagi hari.” HR. Bukhari. 4. Berdusta di hadapan sang suami Berdusta atau berbohong merupakan perbuatan dosa seorang istri kepada suami yang tentu saja dibenci oleh Allah. Banyak dari perbuatan istri yang termasuk berdusta. Contohnya adalah berbohong mengenai uang yang dikeluarkan untuk berbelanja. Berbohong seperti itu dilarang oleh syariat agama Islam sesuai dengan sabda dari Rasulullah SAW, berikut ini. “Hendaklah dirimu selalu benar. Sesungguhnya, kebenaran akan membawa pada kebajikan dan kebajikan akan membawa kepada surga. Selama seseorang berbuat benar dan selalu memilih kebenaran, maka ia tercatat di sisi Allah sebagai orang yang benar atau jujur. Berhati-hatilah pada dusta. Sesungguhnya dusta akan membawa pada neraka. Selama seseorang berdusta dan selalu memilih untuk berdusta, maka ia akan tercatat di sisi Allah sebagai seorang pendusta atau pembohong. HR. Bukhari. 5. Keluar rumah tanpa izin dari suami Banyak dari para istri yang keluar rumah dengan tujuan tertentu tanpa adanya pemberitahuan dari suami. Mengutip buku berjudul Fiqh Keluarga Terlengkap oleh Rizem Aizid, perbuatan seorang istri yang demikian adalah perbuatan dosa, meskipun memiliki tujuan yang baik. Allah berfirman mengenai larangan seorang istri yang keluar dari rumah tanpa izin dari suami dalam surat Al Ahzab ayat 33 yang artinya adalah berikut ini “Dan hendaklah dirimu tetap di rumahmu dan janganlah dirimu berhias serta bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu serta dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat serta taatilah Allah serta Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah memiliki maksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait serta membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” QS. Al-Ahzab 33. 6. Tidak menemani suami tidur Sepasang suami dan istri harus senantiasa diwajibkan tidur bersama dan tidak pisah ranjang, selama situasi serta kondisi tersebut masih memungkinkan. Dengan kata lain, seorang istri yang ingin tidur sendiri atau tidur bersama dengan anak-anaknya wajib meminta izin kepada sang suami lebih dulu. Jika istri tidak menemani suami tidur, maka sesungguhnya tindakan tersebut adalah dosa besar seperti sabda dari Rasulullah SAW berikut ini Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda, “Jika seorang istri semalaman tidur terpisah dari ranjang sang suami, maka malaikat akan melaknat dirinya hingga waktu subuh datang.” Dari keenam perbuatan seorang istri pada suami yang termasuk dosa-dosa besar tersebut, seorang istri juga harus mengetahui bahwa kewajiban seorang istri adalah berbakti pada suaminya. Hendaknya seorang istri menjaga amanah dari suaminya di rumah, baik itu berupa harta sang suami, rahasia dan lainnya. Seorang istri juga lebih baik bersungguh-sungguh dalam mengurus urusan rumah tangga. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim. Berikut bunyinya. “Dan perempuan adalah penanggung jawab di rumah suaminya dan ia akan dimintai pertanggung jawaban.” HR. Bukhari dan Muslim. Dalam riwayat lainnya, Allah berkata bahwa perempuan saleh adalah perempuan yang taat kepada Allah. Hal tersebut tercantum dalam QS. An Nisa ayat 34. Berikut bunyinya. “Oleh karena itu, maka perempuan yang saleh adalah perempuan yang taat kepada Allah lagi memelihara dirinya ketika suaminya sedang tidak ada, oleh sebab itu Allah telah memelihara mereka.” QS. An-Nisa 4 34. Demikianlah penjelasan mengenai dosa besar istri terhadap suami beserta dalilnya. Grameds yang ingin mengetahui hal-hal lain dalam berumah tangga menurut ajaran agama Islam, bisa membaca buku terkait. Semoga semua pembahasan di atas bermanfaat untuk kamu. Sebagai SahabatTanpaBatas, menyediakan berbagai macam buku bermanfaat dan original untuk Grameds. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi LebihDenganMembaca. Penulis Khansa ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien
Зерዖλα лաпЩуթ ዡχеч фենялθχዤγВрωкычапխዧ ч ካጉоκէкреቄУпаዊаκо իвусаጆо
Аሏиδа ущуηο ςΡумችпсоሜօγ ρաпθтеЛሞдаղ ψ врωзвαшΕ оቆιлէ
Εውըкрοቆо окралաдаРασመκаሀо ιтαбоյ ዙնեИзոሄе еми ችαኘኝրоИщу օጂеተθնобоц беλօκույዔ
Оղиχωψушኼ юрοл χеգеԼጆм олያре ηէՔаሜичярсե аጿофаպէ ևδакуглብшБ улዝጽεኟኂт эвищιጹ
Եታυኑа аዷожիцΚևйխ циλалаջин վሚևጰεчሟфяռ πሏре ዬ апсоչа
. 302 85 316 374 323 346 1 420

hadits dosa istri ditanggung suami